Punya TV? Sering nonton TV? Lho..kok tanyanya malah soal televisi sih.. Nggak papa dong. Terserah yang nulis. Kembali lagi ke TV, kadang-kadang sering menjumpai acara dokumenter atau petualangan tertentu ‘kan? Nah.. biasanya tuh ada lagu-lagu pengiring yang sering terdengar. Dan dengarkan baik-baik, kadang ada beberapa lagu yang hanya memainkan instrumen dan memiliki melodi yang indah melalui sentuhan gitar akustik. Nah! Itu tuh! Itu tuh! Biasanya itu yang digunakan lagunya Depapepe!! Bisa dibilang kita sering sekali mendengarkan lagu dari band satu ini, tetapi nggak tahu siapa yang membawakannya. Hiks..hiks.. Mirisnya kita..
Oke deh.. Segitu dulu pembukaannya.. Geje banget loh. Hehehe... Depapepe, nama ini pasti sering banget diomongin sama gitaris-gitaris dari kelas bulu hingga kelas welter ( emang ini tinju? -_- ). Maklum lah, permainan gitar akustik yang dibawakan Depapepe benar-benar bisa membius setiap orang. Hingga banyak banget gitaris yang pingin nyoba-nyoba lagu mereka.
Loh.. nih band nggak ada vokalisnya?
Haha.. Bener banget dugaan Anda. Depapepe yang dibentuk tahun 2002 ini memang hanya membawakan musik secara instrumental saja. Tidak memiliki vokalis loh. Tapi walau begitu.. justru inilah yang menjadi kekuatan dan kelebihan Depapepe. Dimana biasanya banyak lagu instrumen yang terlihat hampa karena tidak memiliki vokalis. Namun Depapepe mampu membuktikan bahwa tidak semua musik instrumen itu di nomorduakan. Fuih.. mari angkat topi untuk Depapepe! Keberanian mereka untuk bermain di jalur yang agak berbeda inilah yang malah membawa keberhasilan. Miuya Takuya dan Tokuoka Yoshinari, dua personel Depapepe, cukup menggunakan gitar akustik untuk menggetarkan dunia. Terkadang balutan instrumen lain seperti piano dan harmonika turut dimainkan. Walau tetap mengandalkan gitar sebagai senjata utama.
Untuk urusan mengeluarkan lagu, Depapepe salah satu yang paling rajin. Album mereka sekarang pun sudah ada banyak. Lagu-lagunya pun memiliki nuansa yang selalu baru disetiap album. Bahkan, tahu lagu Canon in D dari musisi terkenal Pachebel ‘kan? Lagu yang pada awalnya sedih itu mampu digarap sedemikian rupa oleh Depapepe dan malah jadi agak ceria. Lucu pokoknya. Nasib yang sama juga menimpa Air in G yang malah bisa bikin goyang di tangan Miuya plus Yoshinari.
Depapepe mampu membumbui setiap lagunya dengan baik. Sehingga pendengar dapat meresapi dan membayangkan suasana tertentu dari setiap lagu. Hmm.. Mantep kan? Judul-judul lagu yang diberikan pun bisa dibilang selalu tepat dengan ritme musiknya. Misalkan dalam “Breeze”. Kita seolah-olah dibawa menikmati sepoi angin yang menyapa rambut. Seperti berada di bawah pohon nan teduh dan bersantai tanpa beban apapun. Pada “Half Moon” juga membuat pendengar bagai berada di tengah lapang luas sembari menatap langit malam dengan rembulan menghiasi. Irama yang dihasilkan lagu ini memiliki nunasa agak serius dan sedikit berat. Tapi tetap menunjukkan musik Depapepe yang santai dan simpel.
“Beautiful Wind”, membawa kita merasakan keindahan alam dengan nada yang begitu ceria. Ditambah lagi suara efek seperti orang meniup peliut membuat lagu ini cocok didendangkan saat berkumpul bersama sahabat-sahabat tercinta. “Summer Parade” memiliki permulaan yang sedikit slow. Tapi semua akan berubah begitu memasuki pertengahan hingga akhir. Laksana meminta kita untuk bangkit setelah menghadapi hal yang tidak diinginkan. “Kitto Matta Itsuka”, nih lagu joss banget! Permainan gitar yang santai dengan nada-nada yang seolah mengalir alami laksana sungai. Cocok juga dijadikan teman tidur. Bagian reff-nya itu sungguh mau bikin tidur aja. Dan menurutku, lagu ini bisa pula jadi peneman perjalanan di dalam kendaraan umum. Pasti keren kalo tukang ngamen akustikan lagu Kitto Matta Itsuka. Mirip-mirip juga dengan “Time”. Membuat kita terlena dan bisa memejamkan mata.
“Wedding Bell”, memberikan suasana yang sedikit menyayat hati. Malah membuat kita bisa menghela nafas pada bagian reff-nya. Nuansa sedih sudah terasa sejak detik pertama, dan memasuki klimaks pada reff tentunya. Terutama saat nada gitar semakin lama semakin tinggi. Uhh.. Laksana manusia yang ditinggalkan kekasihnya pergi dengan orang lain. Hiks..hiks…
Ada yang namanya “White Flowers”. Tidak seperti kebanyakan yang memilik intro dengan gitar saja. Pada lagu ini kita disuguhi dengan permainan piano yang mendayu-dayu. Jadi ingat lagu Sen no yoru wo koete-nya Aqua Timez. Setelah itu, permainan solo gitar yang apik dipertunjukkan, dan semakin lama duo gitaris menunjukkan aksinya bersama dengan iringan piano yang tidak kenal lelah.
Nah, setelah agak sedih-sedih, “Fun Time” membantu kita untuk kembali menemukan semangat dan kegembiraan. Sesuai judulnya, lagu ini sangat enak diperdengarkan dikala hati tengah berbunga-bunga. Sedangkan “Over the Sea” mengingatkan akan lingkungan pantai dan laut yang indah dan memesona mata.
Terus ada juga “Sakura Mau”. Sekitar empat puluh detik pertama, kita dibuat agak berleha dengan melodi yang bertempo rendah dan tidak terlalu banyak perubahan nada. Tetapi selanjutnya, kita malah bisa dibuat bergoyang dengan nada-nada yang cepat dan pas. Apalagi momen ketika Miuya berpindah dari rhythm jadi melodi sedangkan Yoshinari sebaliknya. Keren banget deh..
Hmmm… Lagu favorit ?
Satu-satunya yang mampu mengisi best song dari Depapepe, tidak lain yaitu “Kazemidori”. Entah kenapa, setiap kali mendengarkan lagu ini, pikiran dan hati merasa terluka saja. Tetapi juga memancarkan rasa semangat dan tidak mudah menyerah. Jadi, bisa dibilang seperti lagu motivasi bagi mereka yang tengah mengalami keterpurukan. Membuat kita untuk bangkit kembali walaupun keadaan sekitar tidak mendukungnya. Itulah yang sepertinya ingin disampaikan Depapepe lewat Kazemidori ini.
Masih banyak lagi kok, lagu-lagu Depapepe lain. Ini tadi hanya sebagian kecil saja lagu yang kusuka. Nggak perlu ragu untuk mencoba mendengarkan band satu ini. Walau nggak ada vokalisnya, Depapepe tetap mampu menyampaikan keinginan dan harapan mereka lewat nada-nada ciamik menggunakan instrumen gitar. Ayo! Go instrumental! Go Depapepe!!